Sabtu, Oktober 24, 2009

startegi mengatasi konflik etnis

Strategi untuk mengakiri konflik internal dalam negara
Kita akan berkenalan dengan istilah satu ini,
Berikut ini ada beberapa penyebab terjadinya konflik, menurut para ahlinya...
violent opposition movement, diperkenalkan oleh whyer..maksud dari pergerakan ini adalah sebuah gerakan politik yang mengunakn kekerasan untuk mendaptkan kan bahwa mengtinganya.
ted R gurr tentng “why the man rebel” menurut nya manusia berkonflik karena adanya relative deffrivation yang mengungkapkan tentang adanya kesenjangan value expectation dan value capability.
Misalnya konflik di aceh (GAM) dengan Gov. Jika dianalisis maka akan disimpulkan bahwa pemerintah tidak mampu untuk menghandle semua harapan yang dimiliki oleh masyarakat aceh, terutama sejak pasca kemerdekaan RI dimana aceh dijanjikan akan mendapatkan gelar keistimewaan dengan diperbolehkan menerapkan syariat ilsam di dalam wilayahnya, tetapi Gov. Tak bisa memenuhi permintaan aceh, maka timbulah konflik
Menurut michael Born, ia membagi konlik kedalam 2 hal mengapa konflik terjadi
a. Underlying factor (sumber konflik)
Sumber konflik ini bisa menyangkut banyak hal tetapi banyakan menyangkut persoalan politik, ekonomi, budaya dan security.
Politik
Politik itu biasanya menyakut tentang ramah tidaknya institusi terhadap resolusi yang mungkin seharusnya bisa terjadi;
ekonomi menyangkut 2 hal:
1. Kesenjangan pembanguan
Misalnya: Aceh merupakan wilayah indonesia yang sangat kaya dengan tambang mineral tetapi pemerintah tidak mampu mensejahterakan rakyat aceh malah mentransfer semua sebagian besar kekayaaan aceh ke pusat, dan terjadi kesenjangan yang berdampak konflik
2. Kondisi ekonomi yang buruk
Misalnya : di ethiophia
Budaya konflikmuncul karena adanya diskriminasi budaya, adanya suku yang mendominasi kemudian bersikap tidak suka atau menghancurkan
heterogenitas etnis
Security
Jika suatu negara tidak mampu menjamin keamanan suatukelompok maka mereka akan cinderung mempersenjatai diri.
b. Proximate factor (faktor pemicu)
Jika potensi konflik yang berasal dari 4 hal tersebut (sumber konflik) dijaga maka tidak akan menimbuklan konflik. Konflik baru akan meledak setelah adanya pemicu yang dikenal dengan proximate factor
Semuanya memiliki andil untuk memperbesar atau memunculkan konflik bisa dari massa maupun elite
Nah kembali kebahasan tentang opposition movement. Pengen tahu gk tujuan dari pergerakan kayak gini.
Goal is to achive a radical change in yhe distribution of power within a teorrity often requiring market constitusional change or formation of a new state
Makanya apa sebenarnya background sbuah opposition movement mau berdamai dengan goverment?
Menurut Ray licklider, dalam menghadapi konflik pemerintah memiliki 2 cara untuk menyelesaikannya, yang pertama adalah dengan menggunakan kekuatan militer. Sedangkan senjutnya mengunakan cara-cara damai, namun yang terjadi adalah gov. Cinderung untuk menggunakan kekuatan militer, hal ini disebabkan karena bagian dari pemerintah yang memiliki tugas untuk menjaga kesatuan negara adalah militer, opposition movement merupakan bagian dari semua itu dan dianggap menganggu ksistensi negara maka terjadilah dengan perang militer..
Setelah hasih dari kegiatan militer tersebut biasanya opposition movement dapat terpecah menjadi 2 kubu yaiu moderat dan ekstrimist (militan) . biasanya pembeda diantara keduannya adalah dalama hal sensitivitas.
Beerikut ini,ada beberapa hal yang mungkin bisa banyu kamu untuk mencari perbedaan diantara keduannya:
Moderat, tujuannya itu lebih cinderung otonom (hmm.. ya gak papa deh masih masuk kedalam kedaulatan negara tapi harus dikasih hak-hak khusus yang sesuai dengan kesepakatan); rasionalitynya masih bisa diterima oleh akal (rasional); mean-nya adalah high sensity to violent, maksudnya mareka akan sangat meminimalisir kekerasan,karena tak ingin banyak korban yang terbunuh,,
Extrimist. Tujuannya itu cuman satu adalah untuk mendapatkan kemerdekaan, kalo gak merdeka ya mati aja..(mungkin gitu ya prinsipnya...); rationality (cara berfikirnya) yaitu gak akan memerima upaya damai (pokoknya harus merdeka, gak ada yang lain); mean-nya low sensity to violance yang artinya yang mo mati dikit kek, banyak kek, kalo belum merdeka struggle must go on...
Memang kayaknya susah banget ya kayaknya untuk menghadapi opposite movement, kebijakan yang dilakukan negara untuk mengatasi opposite movement setelah ditekan pake militer, selanjutnya kalo gak mau menyerah juga, en negara mulai kuwalahan untuk membendungnya.. kayak GAM dulu. Maka startegi yang dilancarkan adalah dengan perundingan, pemerintah dan GAM duduk bersama, dan berunding, yang berunding adalah orang-orang moderat dari opposite movement dan orang moderat dari goverment, cz kalo gak pasti gak bakal ketemu deh ma penyelesaiannya
Nah hasih dari kesepakatanini biasanya tengah merdeka, disebut merdeka juga enggak, tapi kalah juga nggak. Kayak perjanjian helskinsky.. antara indonesia dan GAM. Yah meskipun banyak pengamat menyatakan perjanjian tersebut adalah kekalahan indonesia (hmm... mungkin pengamat yang mengamati dari kalangan extrimist)
Setelah terjadi perundingan ada beberapa konsekuensi kondisi yang mungkin bisa saja muncul yaituakansemakin banyaknya spoiler (perampok, yups cz banyak yang dulunya para pejuang opposite movement yang sudah terbiasa dengan senjata harus mengubah dirinya dan beradaptasi dengan lingkungan yang damai. Selain itu kadangkala para pejuang opposite movement yang extrimist kesulitan untuk mengubah perjuanganmereka,sehingga tak jarang masih ada perlawanan meskipun perjanjian damai sudah diterapkan. Juga koalisi moderat merupakan irisan antara goverment dan opposition movement.
Upaya yang bisa dilakukan untuk menguarangi konflik enik atau mereduksi konflik etnik yaitu dengan kebijakan akomodasi, apakah kebijakan akomodasi itu? Kebijakan akomodasi itu adalah mengakui pluralitas etnis dan menganggapnya sebagai sebuah khasan budaya.
Ada 2 pendekatan dalam akomodasi,
1. Distributif  mengubah keseimbangan ekonomi antar etnis
2. Struktual  yaitu dengan mengubah framework politik antar etnis
Misalnya libanon, berdasarkan pada agama.
Untuk bisa terakomodasi ada beberapa syarat yag harus dipenuhi,
1. Membagi kekuasaan secara luas, agar tidak mendiminasi oleh satu etnis tertentu
2. Interetnitas conflik di ubah menjadi intraetnitas
3. Memberikan insentif bagi kerjasama antar etnis
4. Penempatkan seseorang berdasarkan pada kepentingan proporsionalitas bukan etnisitas

0 komentar: