Jumat, Oktober 16, 2009

Konflik etnis

Seringkali kita mendengar isltilah konflik etnis, yang katanya tuh, konflik itu dipicu karena identitas tertentu yang semakin ditonjoklan, nah, apa aja sih identitas itu, ituloh yang datanya sering ada di KTP, tapi yang paling heboh efeknya ya identitas kesukuan, ras dan mungkin identitas agama yang kemudian disingkat dengan kata SARA.. hasil dari konflik SARA ini tentu dapat kita lihat, betapa banyaknya korban yang berjatuhan.. contohnya ni ya konflik di maluku dan donflik di pilipina.
and yang perlu kalian semua ketahui kalo sebenarnya sekarang ini intensitas konflik antar agama saat ini mengalami penurunan, dan konflik dalam negerilah yang saat ini sedang meningkat terutama setelah pecah perang dingin, dan mulai mengendurnya kuasa atas negara otoriter.
Ada beberapa toeri yang mengatakan bahwa konflik SARA bisa hadir karena tidak ada saling pemahaman antara sesama kelompok, sehingga mereka cinderung untuk membuat asumsi-asumsi yang menurut panangan sendiri, yang tentu saja jika kemudian kelompok-kelompok itu besinggungan tetapi tanpa ada kesepahaman,sesuatu yang seharusnya baik-baik saja bisaberujung dengan konlik. Makanya menurut orang pluralistik mengatakan bahwa untukmenghindarinya mereka harus semakin sering berinteraksi atau kalo sisi agama dengan pernikahan beda agama..
Sebenarnya apa sih konflik etnis itu?
Sebelum kita melangkah jauh kita kenalan ma etnis dulu ya.. etnis itu adalah sekelompok orang yang mendefiisikan diri mereka dalam kriteria tertentu misalnya kriteria etnis atau kebangsaan dan membuat klaim atasnya yang kemudian mereka juga membuat perlawanan untuk menunjukkan eksistensi diri* (dikasih tanda bintang, karena gak gitu yakin..)
Asumsi-asumsi muncul dalam pembentukan etnik menurut beberapa tokoh itu bisa bersumber dari asal usul keluarga, pengalaman sejarah, sebagain dari kualitas nilai-nilai sejarah seperti adat-istiadat atsupun bahasa, selain itu klaim yang dibuatpun bisa berupa materi, politik, ataupun kalim karena keprihatian terhadap budaya ataupun agama. Kelompok-kelompok itu mempunyai kekuatan berdasrkan pada ikatsn kultural bukan asosiasi sehingga sulit di prediksi berapa kekuatannya..
Jenis kelompok etnis, sebenarnya ada 2 jenis dari jenis kelompok enis, yang pertama adalah jenis enosenasionalis, etnosenasionalis merupakan kelompok etnit yang berusaha keluar dari negara induk karena hal-hal tertentu dan memilih strategi perlawanan, sepert separatis, yaitu etnis yang menginginkan kemerdekaan dari negara induk, comtohnya adalah GAM dengan indonesia. Ada pulastilah lain yaitu ireedentisme yaitu dimana suatu etnis yang ingin merdeka dari negara induk tetapi kemudian etnis tersebut ingin bergabung dengan negara lain, contoh kasus antara india dan kasmir, kasmir menginginkan melepaskan dirinya dari india dan bergabung dengan pakistan yang memiliki pendududk muslim yang banyak.
Jenis yang kedua adalah minoritas, kelompok minoritas adalah etnis yang tidak terkonsentrasi pada suatu tempat tapi diperlakukan diskriminasi oleh pemerintah atau kelompok mayoritas,biasanya kaum minoritas inidiperlakukan layaknya kambing hitam dalah sebuat permasalahan. Seperti pada masa berahirnya rezim suharto, masyarakat mayoritas mengambinghitamkan masyarakat minoritas
Sebenarnya ada beberapa teori tentang konflik etnis, yaitu bentang seberapa besar kontribusi etnis tehadap konfik yang terjadi, disini terdapat 4 teori yaitu antara lain Essentialism yaitu beranggapan konflik terjadi karena adanya perbedaan primordial yang kemudian menombulkan rasa curiga yag kemudian dapat memicu kekerasan, Instrumental, penganut teori ini mempunyai anggapan bahwa kobflik yang terjadi adalah karena ada orang-orang tertentu “oknum /elite jahat” yang berusaha untuk mendapatkan dukungan dan memanfaat kesamaan etnik untuk mendapatkan dukungan, selain itu ada pula yang beranggapan bahwa ada orang-orang radikal yang tidak bersedi untuk berdamai dan ada orang-orang yang mau berdamai. Yang ketiga adalah teori Contructivism, menurut pandangan kaum kontruktifisme etnik itu terbentuk karena dibentuk oleh orang kolonialism untukmedpatkan teman berkuasa yahi tentu saja hal itu sesuai dengan politik yang diterapkan oleh mereka.. devide et impera, dari hasil pembentukan etnis tersebut tentu saja dapat menimbukan konflik, apalagi adnya teman kuasa.. terakhir adalah menurut institusionalism,pandangan mareka mengatakan bahwa konflik terjadi karenapolitik itu tidak simpati kepada etnis, sering sekali politikmenghancurkan etnis tertentu dan meninggikan etnis tertentu, seperti pada rezim otoriter, irak pada masa sadam husain sering kali mendiskirminasi kaum muslim shia, dan meninggikan muslim sunni, sehingga pandangan mereka untukmenghentikan semua itu diperlukan pluralisme yang kemudian akan mereduksi pemua perbedaan tersebut, dan saat ini sistem yang terbaik adalah dengan mengembangkan sistem demokrasi.
Menurut Azhar, jika disimpulkan, maka jawaban atas pertanyaan mengapa konflik etnis bisa terjadi di dalam sebuah maysrakta itu karena dipengaruhi oleh beberapa sebab, disana dia menyatakan bahwa sebab-sebab itu adlah karena adnya identitas etnis dan juga interaksi etnis tersebut dengan kelompok etns yang lain, dinamika situasi politik dalam negeri dan juga pengaruh lingkungan politik internasional...
Jadi disana ada 3 konponen yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Local context, nationla context dan juga international context..

0 komentar: